MAKALAH KEPEMIMPINAN
KARAKTER-KARAKTER DALAM KEPEMIMPINAN
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah : Perilaku Organisasi Bisnis
Disusun
Oleh:
Yuniar
Fauziah (1211307122)
MANAJEMEN
KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS
SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2014
KARAKTER KEPEMIMPINAN
I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan
adalah suatu proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi sejumlah orang dan mengarahkan organisasinya
untuk mencapai suatu tujuan, sehingga hubungan antara manusia didalam organisasi tersebut
lebih kohesif dan koheren. Atau suatu proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam rangka menjalankan
proses kepemimpinannya
ini, mereka menggunakan sejumlah “pengetahuan” dan
“keterampilan” yang dimilikinya, terlepas dari
apakah pengetahuan dan
keterampilan tersebut ditunjang oleh bakat bawaan dirinya atau hasil dari proses pembelajaran (formal dan/atau non-formal).
Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah terbentuk
atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala
terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya,
sehingga orang tadi atau beberapa orang
tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula
timbulnya kepemimpinan, yang
kebanyakan
timbul
dan berkembang
dalam
struktur sosial
yang kurang
stabil.
Untuk itu bahwa
karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin harusnya melekat pada diri
pemimpin tersebut agar apapun yang dikukan oleh seorang pemimpin murni untuk
kepentingan bersama tidak hanya kepentingan segelintir orang atau kelompok
saja. Makalah ini dibuat mengenai bagaimana karakter-karakter yang dibutuhkan
oleh seorang pemimpin agar dapat memimpin kelompok, organisasi bahkan kelompok
yang lebih besar seperti negara. Serta bagaimana islam memandang seorang
pemimpin.
II. RUMUSAN MASALAH
Maka
dari itu akan muncul beberapa rumusan masalah yang diantaranya adalah:
1. Bagaimanakah
definisi dan fungsi kepemimpinan itu?
2. Bagaimanakah
karakter Nabi Muhammad SAW sebagai seorang
pemimpin?
3. Bagaimanakah
karakter-karakter yang harus di miliki oleh seorang pemimpin?
III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka.
Sebagaimana didefinisikan oleh
Stoner, Freeman,
dan Gilbert (1995),
kepemimpinan
adalah the
process
of directing and influencing the
task related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas
yang harus
dilakukan. Lebih jauh
lagi,
Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai
atribut.
Sebagai
proses, kepemimpinan
difokuskan
kepada apa
yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses di mana para
pemimpin menggunakan pengaruhnya
untuk
memperjelas tujuan
organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang
dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik
yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Oleh karena
itu,
pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang
memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang
dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang
layak memimpin mereka.
Selain itu
banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan ini, yaitu:
1) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta
diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24)
2) Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411).
3) Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn,(1978:528).
4) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas
sebuah kelompok yang diorganisasi kea rah pencapaian tujuan ( Rauch & Behling, 1984:46)
5) Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran ( Jacob&Jacques, 1990:281)
6) Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif
terhadap orde
social dan
yang diharapkan
dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
7) Kepemimpinan
sebagai sebuah proses
pengaruh
social
yang dalam hal
ini pengaruh yang
sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur
aktifitas-aktifitas
serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).
3.2 Karakter
Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin
Bagaimana
cara Nabi Muhammad SAW berpikir? Sebagian
besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan seorang Muhammad saw.
Dalam masa 22 tahun beliau sanggup mengangkat derajat bangsa Arab dari bangsa
jahiliah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka
dan berhasil memimpin banyak bangsa di dunia. Orang-orang yang berada di bawah
kepemimpinannya merasakan kelembutan, kasih sayang dan penghormatan dari
seorang pemimpin bernama Muhammad.
Cara
berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus
terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan
sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.
Inilah
cara berpikir Muhammad saw tersebut :
1. Beliau
menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan
penampilan atau faktor-faktor luar lainnya
Keempat
sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar Assidiq, Umar
ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah gambaran jelas
kemampuan Muhammad saw dalam melihat fungsi. Keempat sahabat tersebut memiliki
fungsi sendiri-sendiri dalam era kepemimpinan Muhammad saw, yaitu :
·
Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya
sepenuhnya kepada Muhammad saw, adalah sahabat utama. Ini bermakna kepercayaan
dari orang lain adalah modal utama seorang pemimpin.
·
Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani
dan tidak kenal takut dalam menegakkan kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan
efektif apabila ditunjang oleh semangat pembelaan terhadap kebenaran dengan
penuh keberanian dan ditunjang kekuatan yang memadai.
·
Ustman ibnu Affan adalah seorang
pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk
perjuangan Muhammad saw. Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah
pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi
ekonomi yang baik dan keuangan yang lancar. Dan juga dibutuhkan pengorbanan
yang tulus dari pemimpinnya demi kepentingan orang banyak.
·
Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang
pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka
bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada
regenerasi. Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan
penerus agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh
generasi berikutnya.
2. Beliau
mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan
Tidak
ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang menjadi sia-sia
dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing dan air putih
sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu contohnya.
Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras dan memberikan
manfaat terhadap orang banyak dan kebencian beliau terhadap orang yang
menyusahkan dan merugikan orang lain adalah contoh yang lain.
3. Beliau
mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda
Ketika
ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah menyelamatkan
seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan shalat, maka beliau
menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan anak yang sedang menghadapi
bahaya.
4. Beliau
lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
Ketika
datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah, Muhammad Saw
baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin Makkah berangkat terlebih
dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh, namun tetap mengutamakan
keselamatan kaumnya yang lebih lemah.
Ketika
etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan
kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan
pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang
Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang
kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan
kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama
memusuhi etnik Yahudi.
5. Beliau
memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya.
Apabila
ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada mempersulit
orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul. Begitu pun dengan Muhammad
saw. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam beragama, maka
Beliau memilih untuk mengurangi tidur, makan dan shalat sampai bengkak kakinya.
Ketika
dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat
hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan
menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan
keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu dua potong
pakaian dan beberapa butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan.
Sampai-sampai tidurnya hanya di atas pelepah korma.
Seperti pernah
dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti
kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada
semua itu, maka Muhammad Saw mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk
menahan lapar.
6. Beliau
lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi.
Para
Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan bagi kita.
Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama daripada
kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini. Karena pandangannya yang selalu
melihat akhirat sebagai tujuan, maka tidak ada yang sanggup menggoyahkan
keyakinannya untuk menegakkan kebenaran. “Seandainya kalian letakkan matahari
di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak akan berhenti
dalam menyampaikan risalah ini.”
Demikian Muhammad Saw berkata kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba
menyuap Muhammad Saw dengan harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di
kalangan suku-suku Arab dan juga menyediakan wanita-wanita cantik asalkan
Muhammad Saw mau menghentikan dakwahnya di kalangan mereka.
3.3 Karekter
yang harus dimiliki seorang pemimpin masa depan
Berikut ini adalah 10 (sepuluh) karakter yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin masa depan, yang acapkali diungkapkan oleh para pakar terkemuka dalam
bidang kepemimpinan, yakni:
1. Jujur - Menampilkan
ketulusan
dan integritas
dalam
semua tindakannya. Dalam hal ini perilaku manipulatif tidak akan menumbuhkan kepercayaan;
2. Kompeten - Merupakan tindakan para pemimpin yang berbasis pada akal-fikiran, sikap dan prinsip-prinsip
moral.
Atau tidak membuat keputusan berdasarkan keinginan,
perasaan, atau faktor
emosional lainnya yang bersifat
terlalu subyektif;
3. Berpandangan ke depan - Memiliki tujuan dan visi masa depan. Pemimpin yang efektif membayangkan (memiliki obsesi dan imajinasi) apa yang mereka inginkan dan bagaimana mendapatkannya. Mereka biasanya
memilih prioritas yang berasal
dari
nilai-nilai dasar mereka. Suatu visi harus
dimiliki
oleh
totalitas organisasi;
4. Menginspirasi
–
mampu menunjukkan
kredibilitas
dan orijinalitas
dalam segala hal yang ia lakukan. Menunjukkan keteladanan dan ketahanan dalam
mental, fisik, dan
stamina spiritual, yang dengan bekal kredibilitas ini seorang pemimpin
akan mudah
menginspirasi orang
lain
untuk
meraih
puncak prestasi baru, dan akan mempertaruhkan reputasinya bila diperlukan;
5. Cerdas – Gemar dan rakus membaca, haus belajar, dan senantiasa mencari tugas yang menantang;
6. Adil
(fairness) - mampu
menunjukkan perlakuan
yang
adil
bagi
semua
orang. Menyadari bahwa prasangka adalah musuh keadilan.Bersikap empati
dan
peka terhadap
perasaan,
nilai-nilai, kepentingan,
dan
kesejahteraan orang lain;
7. Berwawasan
luas
– Menyukai keragaman, kaya perspektif
dan
memiliki pandangan jauh kedepan;
8. Berani
- Memiliki ketekunan untuk mencapai tujuan, meski
menghadapi risiko
atau
rintangan yang berat. Selalu menampilkan ketenangan dan kepercayaan
diri
meski dalam kondisi stres;
9. Lugas – Memiliki penilaian yang
baik tentang
berbagai persoalan, dan
menggunakannya untuk membuat keputusan yang terbaik pada waktu yang tepat; dan
10. Imajinatif – Mampu melakukan perubahan pada waktu yang tepat, dengan
menggunakan pemikiran, rencana, dan metode yang tepat pula. Juga mampu
menampilkan kreativitas dengan menciptakan tujuan baru yang lebih baik,
sekaligus
menemukan ide inovatif
dan solusi
atau resolusi baru untuk
memecahkan masalah.
Disamping memiliki 10 ciri karakter diatas, seorang pemimpin paling tidak perlu mengembangkan tiga
hal penting berikut ini, yakni:
·
Membangun suatu standar
Seorang pemimpin harus mampu membangun
suatu kerangka etika dalam sebuah
organisasi. Tentu saja
hal
ini menuntut komitmen untuk mempertahankan iklim dan budaya
yang
diinginkan untuk
diserap oleh anggota organisasi. Sesuatu yang
ditunjukkan dengan contoh keteladanan akan mudah diterapkan menjadi aturan, tidak seperti pengetahuan, perilaku etik akan dipelajari langsung melalui pengamatan ketimbang oleh pendengaran dari para pekerja. Dalam situasi kesibukan yang bergerak dengan cepat, adanya contoh yang langsung ditunjukkan didepan
mata akan menjadi kepastian bagi para pekerja. Kemampuan menciptakan standar
akan
menumbuhkan
kepercayaan dan keterbukaan
kepada para pekerja yang pada
gilirannya akan mendukung visi organisasi.
·
Memberikan dukungan dan mengembangkan
Seorang pemimpin perlu membantu para pekerja
dalam hal pembelajaran, pelatihan,
dan pembinaan. Sikap ini akan
menciptakan iklim
kerja
yang kondusif bagi para
pekerja untuk bekerja
dan belajar. Dengan kata
lain, seorang
pemimpin jangan
sampai melewatkan
kesempatan untuk mengajar atau
bahkan belajar
tentang sesuatu yang baru. Kesediaan untuk memberikan pendampingan menunjukkan sikap
kepedulian
untuk terlibat dengan mendorong dan mengembangkan orang lain yang kurang berpengalaman. Para pekerja atau tim kerja yang dikembangkannya akan
tahu
bahwa mereka ikut mengambil
risiko, belajar dengan membuat kesalahan,
dan pada gilirannya menjadi pemenang pada momen terakhir.
·
I n t e g
r a
t o r
Seorang pemimpin
mengatur
berbagai kegiatan yang berlangsung
di seluruh organisasi dengan memberikan
pandangan tentang masa depan dan bagaimana mempersiapkan
kemampuan untuk
mendapatkannya. Suatu keberhasilan
dapat
dicapai
bila
ada
kesatuan tekad
dan usaha.
Seorang integrator memiliki
indra
keenam atau
intuisi
untuk memprediksi di mana
suatu
masalah
akan muncul, dengan demikian arti dari kehadiran mereka akan sangat dirasakan selama masa
krisis berlangsung. Meskipun demikian
para
pemimpin
tetap akan
memberikan kepercayaan bahwa para pekerja atau tim kerja akan melakukan kontribusi terbaik,
dan
mampu melakukan pekerjaan dalam koridor visi organisasi.
Teori
kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin,
atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori
tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori
kharismatis, teori bakat dan teori sosial
Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin
dalam
mempengaruhi
para
pengikutnya.
Gaya
seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor
pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan bersifat
otoriter. Orang
yang mempunyai sifat
kebapakan apabila
menjadi pemimpin
cenderung
akan menjalankan
kepemimpinan
yang bertipe paternalistik sedangkan pemimpin yang
tidak menguasai bidang tugas yang menjadi wewenangnya akan menyerahkan segala sesuatunya pada bawahan sehingga gaya kepemimpinannya cenderung bersifat laisser faire.
anon. 2009. 6 Prinsip Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. online tanggal 05/12.14 http://madinahsyariahsupermarket.blogspot.com/2009/11/6-prinsip-kepemimpinan-nabi-muhammad.html
Faisal Afiff. 2013. 10 KARAKTER KEPEMIMPINAN MASA DEPAN. online tanggal 04/12/14.http://sbm.binus.ac.id/files/2013/05/10-KARAKTER-KEPEMIMPINAN-MASA-DEPAN.pdf
RAHAYU GININTASASI. Kepemimpinan. online tanggal 04/12/14. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf